Bukti Audit
MAKALAH
“BUKTI
AUDIT”

Dosen
Pembimbing:
Dr.
Anggita Langgeng W, S.E., M.Si, Ak., C.A
Disusun
Oleh:
Ima
Mustafa (1703101026)
Dela
Puspa Ambar Wangi (1703101027)
Destin
Widiati (1703101030)
Mega
Putri Andini (1703101031)
PROGRAM
STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
PGRI MADIUN
2019
KATA
PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah kan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhir nanti.
Kami selaku penulis mengucapkan
syukur kepada ALLAH SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Pengauditan dengan judul “Bukti Audit”
Kami tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari
pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini kami selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak khususnya kepada Dosen Pengauditan yang telah membimbing
dalam penyusunan makalah ini.
Madiun,
Oktober 2019
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... i
DAFTAR
ISI.................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.
Latar Belakang........................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah................................................................................... 2
C.
Tujuan .................................................................................................... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................. 3
BAB
III PENUTUP......................................................................................... 7
A.
Kesimpulan............................................................................................. 7
B.
Saran ...................................................................................................... 7
DAFTAR
PUSTAKA...................................................................................... 8
LAMPIRAN.................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang
yang mampu dan independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari
keterangan yang terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk
mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan suatu audit
atau pemeriksaan, selalu diperlukan keterangan dalam bentuk yang dapat
dibuktikan dan standar-standar atau kriteria yang dapat dipakai oleh auditor
sebagai pegangan untuk mengevaluasi keterangan tersebut.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas
bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, proses, atau produk. Audit
dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang
disebut auditor.
Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang
telah disetujui dan diterima.
Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan
oleh auditor untuk mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan profesional
auditor setelah mempelajari dengan teliti keadaan yang dihadapinya. Dalam
banyak hal, auditor independen lebih mengandalkan bukti yang bersifat
pengarahan (persuasiveevidence) daripada bukti yang bersifat menyakinkan
(convincingevidence).
B. TUJUAN
Tujuan dibuatnya Makalah ini untuk memenuhi
tugas kelompok Materi Pengauditan I. Selain itu dimaksudkan agar pembaca dapat
mengetahui tentang Bukti Audit baik dari pengertian bukti audit itu sendiri,
keputusan bukti audit, kompetensi bukti audit, persuasivitas bukti audit, jenis
– jenis bukti audit, dokumentasi bukti audit dan evaluasi bukti audit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan Audit
Tujuan
umum audit atas lapotran keuangan adalah untuk menyatakan pendapatan atas
kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
Asersi Manajemen dalam Laporan Keuangan
SA Seksi
326 paragraf03 menyebutkan berbagai asersi yang terkandung dalam laporan
keuangan asersi (asssertion) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di
dalam komponen laporan keuangan. Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit
atau eksplisit.
Sebagai contoh, di dalam Neraca PT XYZ
tanggal 31 Desember 2020 dicantumkan rekening kas sebesar Rp. 23.456.987.300.
Dalam melaporkan rekening kas tersebut, manajemen membuat dua asersi eksplisit
berikut ini:
1.Bahwa
kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des 2020
2.Bahwa
jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp23.456.987.300
Selain dua asersi
eksplisit tsb, manajemen juga membuat asersi impliSit berikut ini:
1. Bahwa semua kas
yang harus dilaporkan telah dimasukkan dalam jumlah tsb
2. Bahwa semua kas
yang dilaporkan dimiliki oleh PT. XYZ pada tanggal 31 Desember 2020 tsb
3. Bahwa tidak ada
batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan tsb
Asersi
manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diklarifikasikan
berdasarkan penggolongan besar berikut ini:
a. Keberadaan atau keterjadian (existece
occurrence).
b. Kelengkapan (completeness).
c. Hak dan kewajiban (right and obligation).
d. Penilaian (valuation) atau alokasi.
e. Penyajian dan pengungkapan (presentasion and
disclosure).
Arsi Keberadaan atau Keterjadian
Arsi
ini berhubungan dengan apakah aktiva atau utang entitas ada pada tanggal
tertentu dan apakah yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu. Sebagai
contoh, manajemen membuat asersi bahwa sediaan produk jadi yang tercantum dalam
neraca adalah tersedia muntuk dijual pada tanggal neraca. Begitu pula,
manajemen membuat asersi bahwa penjualan dalam laporan laba-rugi menunjukkan
pertukaran barang atau jasa dengan kas atau aktiva bentuk lain (misalnya
piutang usaha) dengan customer selama periode tertentu.
Arsi Kelengkapan
Asersi
ini bergubungan dengan apakah semua transaksi dan akaunyang seharusnya telah
disajikan dalam laporan keuangan. Sebagai contoh membuat asersi bahwa seluruh
pembelian dan jasa dicatat dan dicantumkan dalam laporan keuangan. Demikian
pula, manajemen asersi bahwa usaha di neraca telah mencakup semua kewajiban
perusahaan kepada pemasok pada tanggal nearaca tersebut.
Asersi Hak dan Kewajiban
Asersi
hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan
ndan utang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu. Sebagai
contoh, manajemen membuat asersi bahwa jumlah sewa guna usaha yang
dikapitalisasi di neraca mencerminkan nilai pemetroleh hak perusahaan atas
kekayaan yang disewa guna-usahakan dan utang sewa guna pada tanggal nmeraca
tersebut.
Asersi Penilaian atau Alokasi
Asersi
penilaian atau alokasi berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva,
kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan pada
jumlah yang semestinya.
ARSESI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT
Tujuan umum
audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran
laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum diIndonesia. Kewajaran laporan keuangan sangat
ditentukan integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan
keuangan.Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum audit dapat digambarkan
sebagai berikut:
Arsesi
Management
|
Tujuan Umum Audit
|
Keberadaan atau keterjadian
|
Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal tertentu, dan transaksi
pendapatan dan biaya terjadi dalam periode tertentu
|
Kelengkapan
|
Semua transaksi dan semua rekening yang seharusnya telah disajikan dalam
laporan keuangan
|
Hak dan kewajiban
|
Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah kewajiban entitas pada
tanggal tertentu
|
Penilaian atau alokasi
|
Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan biaya telah disajikan dalam
laporan keuangan pada jumlah yang semestinya
|
Penyajian dan pengungkapan
|
Komponen tertentu dalam laporan keuangan telah digolongkan, digambarkan,
dan diungkapkan secara semestinya
|
STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN KETIGA
Pembahasan
ktentang bukti audit ini didasarkan atas standar pekerjaan ketiga yang
berbunyi:
Bukti kompeten yang
cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan, keterangan, dan
konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk menyatukan pendapat atas laporan
keuangan yang diaudit.
Ada empat kata
penting dalam standar tersebut yang perlu dijelaskan yaitu (1) bukti, (2) cukup
(3) komponen (4) sebagai dasar yang layak.
Bukti Audit
Bukti
audit adalah segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain
yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor sebagai
dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya. Bukti audit yang mendukung
laporan keuangan terdiri dari: data akuntansi dan semua informasi penguat
(corroborating information). Yang tersedia bagi auditor.
Data Akuntansi
Salah satu bukti audit adalah data
akuntansi. Jurnal, buku besar, dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi,
memorandum, dan catatan tidak resmi, seperti daftar lembaran (work
sheet) yang mendukung alokasi biaya, perhitungan dan rekonsiliasi
secara keseluruhan merupakan bukti yang mendukung laporan keuangan.
Informasi penguat
meliputi segala dokumen
seperti cek, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan
tertulis dari pihak yang mengetahui; informasi yang diperoleh auditor melalui
permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi, dan pemeriksaan fisik; serta
informasi lain yang dikembangkan oleh atau tersedia bagi auditor yang
memungkinkannya untuk menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang kuat.
Cukup atau Tidaknya Bukti Audit
Cukup atau tidaknya bukti audit
berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor.
Pertimbangan profesional auditor memegang peranan yang penting. Ada beberapa
factor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menetukan cukup atau
tidaknya bukti audit:
• Materialitas dan
Resiko
• Faktor Ekonomi
• Ukuran dan
Karakteristik Populasi
)
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit berhubungan
dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat.
Pengendalian intern yang kuat menyebabkan keandalan catatan akuntansi dan
bukti-bukti lainnya yang dibuat dalam organisasi klien. Kompetensi informasi
penguat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1)Relevansi → bukti
audit harus berkaitan dengan tujuan audit.
2)Sumber →
bukti audit yang berasal dari sumber di luar organisasi klien pada
umumnya merupakan bukti yang tingkat kompetensinya dianggap tinggi.
3)Ketepatan waktu →
berkaitan dengan tanggal berlakunya bukti yang diperoleh oleh auditor.
4)Objektivitas →
bukti objektif umumnya lebih andal dibandingkan dengan bukti yang
bersifat subjektif.
Bukti Audit Sebagai Dasar yang
Layak untuk Menyatakan Pendapat Auditor
Pertimbangan auditor tentang
kelayakan bukti audit dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1)Pertimbangan
professional,merupakan salah satu faktor yang menentukan keseragaman
penerapan mutu dan jumlah bukti yang diperlukan dalam audit.
2)Integritas manajemen,
auditor akan meminta bukti kompeten jika terdapat keraguan terhadap integritas
manajemen.
3)Kepemilkikan publik
versus terbatas, auditor memerlukan tingkat keyakinan yang lebih
tinggi dalam audit atas laporan keuangan perusahaan publik dibandingkan dengan
audit atas laporan keuangan perusahaan yang dimiliki oleh dikalangan terbatas.
4)Kondisi keuangan,
auditor harus mempertahankan pendapatnya atas laporan keuangan auditan dan mutu
pekerjaan audit yang telah dilaksanakan sekalipun jika perusahaan yang telah
diaudit mengalami kesulitan keuangan ataupun kebangkrutan.
TIPE BUKTI AUDIT
Tipe bukti audit dikelompokan
menjadi 2 yaitu tipe data akuntansi dan tipe informasi penguat.
1. Tipe Data Akuntansi
• Pengendalian Intern
Sebagai Bukti
• Catatan Akuntansi
Sebagai Bukti
2. Tipe Informasi Penguat
• Bukti Fisik
• Bukti Dokumenter
• Perhitungan Sebagai
Bukti • Bukti Lisan
• Perbandingan
• Bukti dari
Spesialis
Prosedur audit ini
berlawanan arahnya dengan prosedur penelusuran. Dalam penelusuran, auditor
bertolak dari dokumen kemudian mengusut pencatatannya ke dalam catatan-catatan
akuntansi yang berkaitan, sedangkan dalam vouching,
auditor bertolak dari catatan akuntansi, kembali memeriksa dokumen-dokumen yang
mendukung informasi yang dicatat dalam catatan tersebut. Prosedur ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk memperoleh bukti audit mengenai kebenaran
perlakuan akuntansi terhadap transaksi yang terjadi.
Perhitungan (counting).
Prosedut audit meliputi: (1) perhitungan fisik terhadap sumber daya berwujud
seperti kas atau sediaan di tangan, dan (2) pertanggungjawaban semua formulir
bernomor urut teracak. Perhitungan fisik digunakan untuk mengevaluasi bukti
fisik kuantitas yang ada di tangan, sedangkan pertanggungjawaban formulir
bernomor urut teracak digunakan untuk mengevaluasi bukti dokumenter yang
mendukung kelengkapan catatan akuntansi.
Scanning. Scanning merupakan review secara cepat terhadap dokumen, catatan dan daftar untuk
mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan
lebih mendalam.
Pelaksanaan ulang (reperforming).
Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh
klien. Umumnya pelaksanaan ulang diterapkan pada penghitungan dan rekonsiliasi
yang telah dilakukan oleh klien. Contohnya adalah perhitungan ulang jumlah
total dalam jurnal, perhitungan ulang biaya depresiasi, biaya bunga terutang,
perkalian antara kuantitas dengan harga satuan dalam inventory summary sheets, dan perhitungan ulang penjumlahan dalam
rekonsiliasi bank.
Teknik audit
berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques). Bilamana catatan
akuntansi klien diselenggarakan dalam media elektronik, auditor perlu
menggunakan computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai
prosedur audit yang dijelaskan di atas.
Berikut ini tabel
yang memperlihatkan hubungan antara tipe bukti audit dan prosedur audit yang
biasa digunakan oleh auditor untuk mendapatkan bukti audit tersebut.
Tipe Bukti
|
Prosedur Audit
|
Contoh Penerapan Prosedur Audit
|
Bukti fisik
|
·
Inspeksi
·
perhitungan
|
·
inspeksi mesin
pabrik
·
perhitungan kas
|
Bukti dokumenter
|
·
konfirmasi
·
inspeksi
·
penelusuran
·
wawancara
|
·
konfirmasi
saldo bank
·
inspeksi faktur
penjualan
·
menelusuri
faktur penjualan ke dalam kartu piutang usaha
·
wawancara
dengan penasihat hukum klien yang menghasilkan surat pernyataan dari
penasihat hukum tersebut
|
Bukti perhitungan
|
Perhitungan kembali
|
·
footing terhadap
jurnal penjualan
·
cross-footing terhadap jurnal pembelian
|
Bukti lisan
|
wawancara
|
Meminta keterangan tentang tingkat keusangan sediaan
di gudang
|
Bukti perbandingan
|
Prosedur analitik
|
Membandingkan realisasi penjualan dengan anggarannya
|
SITUASI AUDIT YANG MENGANDUNG RISIKO BESAR
Dalam situasi
tertentu, risiko terjadinya kesalahan dan penyajian yang salah dalam akun dan
di dalam laporan keuangan jauh lebih besar dibandingkan dengan situasi yang
biasa. Oleh karena itu, auditor harus waspada jika menghadapi situasi audit
yang mengandung risiko besar seperti contoh berikut.
Pengendalian intern yang lemah
Pengendalian
intern menentukan jumlah dan kualitas bukti yang harus dikumpulkan oleh
auditor. Dalam situasi pengendalian intern dalam suatu bidang lemah, auditor
harus waspada dan mengumpulkan bentuk bukti audit rinci yang lain yang dapat
mengganti bukti-bukti yang dihasilkan oleh pengendalian intern yang lemah
tersebut.
Kondisi keuangan yang tidak sehat
Suatu perusahaan
mengalami kerugian atau dalam posisi yang sulit untuk melunasi utangnya akan
mempunyai kecenderungan untuk menunda penghapusan piutangnya yang sudah sulit
untuk ditagih atau sediaan barang dagangan yang sudah tidak laku dijual, atau
lupa mencatat utangnya. Hal ini tidak terjadi dalam perusahaan yang keadaan
keuangannya baik.
Manajemen yang tidak dapat dipercaya
Sebelum menerima
suatu perusahaan sebagai klien, auditor publik harus memperoleh informasi
mengenai latar belakang atau riwayat direktur dan para menajernya. Auditor
harus waspada terhadap manajer yang pernyataan-pernyataan lisannya ternyata
sebagian atau seluruhnya tidak benar.
Penggantian auditor
Klien yang
mengganti auditornya tanpa alasan yang jelas, mungkin disebabkan oleh
ketidakpuasan klien terhadap jasa yang diberikan oleh auditor yang lama. Klien
baru yang telah mengganti auditornya merupakan klien yang berisiko besar bagu
auditor penggantinya.
Perubahan tarif atau peraturan pajak atas laba
Jika tarif pajak
penghasilan tiba-tiba sangat besae, maka reaksi wajar perusahaan yang terkena
adalah mencari cara meminimumkan penghasilah atau laba kena pajak. Seringkali
beban pajak ini menyebabkan pergantian prinsip akuntansi yang ditetapkan dalam
perusahaan dan penafsiran transaksi perusahaan yang tidak konsisten dengan yang
telah diikuti dalam tahun-tahun sebelumnya. Perubahan tarif pajak yang drastis
akan mendorong perusahaan-perusahaan untuk menggeser pengakuan pendapatan dalam
periode yang pajaknya masih relatif rendah.
Usaha yang bersifat spekulatif
Auditor yang
melaksanakan audit terhadap laporan keuangan yang kegiatannya dalam usaha yang
sifatnya spekulatif, akan menghadapi risiko yang lebih besar bila dibandingkan
dengan auditor yang melakukan audit terhadap oerusahaan yang kegiatan usahanya
relatif stabil dalam jangka panjang.
Transaksi perusahaan yang kompleks
Klien yang
kegiatannya menghasilkan transaksi yang sangat rumit merupakan klien yang
mengandung risiko besar bagi auditor bila dibandingkan dengan klien yang
kegiatannya bersifat konvensional.
KEPUTUSAN YANG HARUS DIAMBIL OLEH AUDITOR BERKAITAN
DENGAN BUKTI AUDIT
Dalam proses
pengumpulan bukti audit, auditor melakukan empat pengambilan keputusan yang
saling berkaitan, yaitu:
1.
penentuan prosedur audit
yang akan digunakan
2.
penentuan besarnya sampel
untuk prosedur audit tertentu
3.
penentuan untur tertentu
yang harus dipilih dari populasi
4.
penentuan waktu yang
cocok untuk melaksanakan prosedur audit tersebut
penentuan prosedur audit yang akan digunakan
untuk mengumpulkan
bukti audit, auditor menggunakan prosedur unit. Contoh prosedur audit disajikan
berikut ini.
1.
Hitung penerimaan kas
yang belum disetor pada tanggal neraca dan awasi uang kas tersebut sampai
dengan saat penyetoran ke bank.
2.
Mintalah cutt-off bank
statement dari bank kira-kira untuk jangka waktu dua mingga setelah tanggal
neraca.
3.
Lakukan pengamatan terhadap
perhitungan fisik sediaan yang diselenggarakan oleh klien.
Daftar prosedur
audit untuk seluruh audit unsur tertentu disebut program audit. Pada umumnya
program audit juga menyebutkan besarnya sampel, tanggal pelaksanaan prosedur
audit, dan pelaksana prosedur audit tersebut.
Penentuan besarnya sampel
Jika prosedur
audit telah ditetapkan, auditor dapat menentukan besarnya sampel yang berbeda
dari satu unsur dengan unsur yang lain dalam populasi yang sedang diperiksa.
Keputusan mengenai banyak unsur yang harus diuji harus diambil oleh auditoe
untuk setiap prosedur audit. Besarnya sampel akan berbeda-beda di antara audit
yang satu dengan audit yang lain dan dari prosedur yang satu dengan prosedur
audit yang lain.
Penentuan unsur tertentu yang dipilih sebagai anggota
sampel
Setelah besarnya
sampel ditentukan untuk prosedur audit tertentu, auditor masih harus memutuskan
unsur mana yang akan dipilih sebagai anggota sampel untuk diperiksa.
Penentuan waktu yang cocok untuk melaksanakan prosedur
audit
Karena audit
terhadap laporan keuangan meliputi suatu jangka waktu tertentu, biasanya 1
tahun, maka auditor dapat mulai mengumpulkan bukti audit segera setelah awal
tahun. Umumnya, klien menghendaki audit diselesaikan dalam jangka waktu satu
sampai dengan tiga bulan setelah tanggal neraca.
HUBUNGAN ANTARA ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN
KEUANGAN, TUHUAN KHUSUS AUDIT, DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
Tujuan khusus audit
|
Pengujian atau keterjadian
|
Keberadaan atau keterjadian
|
|
Sediaan yang dicantumkan dalam neraca secara fisik
ada
Sediaan merupakan unsur yang disimpan untuk dijual
atau digunakan dalam kegiatan normal bisnis
|
·
Mengamati
penghitungan fisik sediaan
·
Mendapatkan
konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi luar perusahaan
·
Menguji
transaksi seiaan di antara tanggal awal perhitungan fisik sediaan dengan
tanggal neraca
·
Me-review kartu sediaan, catatan
produksi, catatan pembelian sebagai petunjuk kegiatan yang bersangkutan
dengan sediaan
·
Membandingkan
sediaan dengan katalog penjualan sekarang dengan laporan penjualan dan
laporan pengiriman barang
·
Menggunakan
jasa spesialis untuk menguatkan sifat produk yang khusus
|
Kelengkapan
|
|
Sediaan meliputi semua produk, bahan baku dan bahan
penolong, dan bahan habis pakai yang ada di tangan perusahaan
Kuantitas sediaan meliputi semua produk, bahan baku
dan bahan penolong, dan bahan habis pakai yang dimiliki oleh perusahaan yang
masih dalam perjalanan maupun disimpan di lokasi luar perusahaan
Daftar hasil perhitungan fisik sediaan dikompilasi
dengan teliti dan totalnya telah dimasukkan ke dalam akun sediaan
|
·
Mengamati
perhitungan fisik sediaan
·
Membandingkan
hubungan antara saldo akun sediaan dengan kegiatan pembelian, produksi, dan
penjualan sekarang
·
Menguji
prosedur pisah batas pengiriman dan penerimaan
·
Mendapatkan
informasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi luar perusahaan
·
Membandingkan
hubungan antara saldo akun sediaan dengan kegiatan pembelian, produksi dan
penjualan sekarang
·
Menguji
prosedur pisah atas batas pengiriman dan penerimaan
·
Menelusuri
hitung uji yang dicatat dalam kartu perhitungan fisik sediaan ke dalam daftar
hasil perhitungan fisik sediaan
·
Meminta
pertanggungjawaban semua kartu perhitungan fisik (inventory tags) dan daftar hasil perhitungan fisik (count sheet/ inventory summary sheet)
yang digunakan untuk mencatat hasil perhitungan fisik sediaan
|
Hak dan kewajiban
|
|
Entitas memiliki hak milik secara hukum atau hak
milik serupa terhadap sediaan
Sediaan tidak mencakup unsur yang telah ditagih
kepada customer atau dimiliki oleh
pihak lain
|
·
Mengamati
perhitungan fisik sediaan
·
Mendapatkan
konfirmasi atas sediaan yang ditempatkan di lokasi di kuar perusahaan
·
Memeriksa
faktur dari pemasok yang telah dibayar, perjanjian konsiyansi, dan kontrak
·
Memeriksa
faktur dari pemasok yang telah yang dibayar, perjanjian konyisansi, dan
kontrak
·
Menguji
prosedur pisah bata pengiriman dan penerimaan
|
Penilaian atau lokasi
|
|
Sediaan dinyatakan secara semestinya pada kosnya (at
cost), kecuali jika harga pasarnya lebih rendah
Unsur sediaan yang lambat perputarannya, berlebihan,
rusak, dan usang yang dimasukkan ke dalam sediaan telah diidentifikasi
Sediaan dikurangi, jika semestunya demikian, ke kos
pengganti (replacement cost) atau
nilai bersih yang dapat direalisasikan
|
·
Memeriksa
faktur dari pemasok
·
Me-review tarif upah karyawan langsung
·
Memriksa
analisis selisih harga pembelian dan selisih biaya produksi
·
Memeriksa
analisis perputaran sediaan
·
Me-review pengalaman masa lalu dan trend
·
Membandingkan
hubungan antara saldo industri yang bersangkutan sediaan dengan volume
penjualan yang diperkirakan
·
Melakukan
perjalanan peninjauan ke pabrik
·
Mengajukan pertanyaan
kepada karyawan produksi dan penjualan tentang kemungkinan kelebihan atau
keusangan sediaan
·
Mendapatkan
nilai pasar sediaan sekarang
·
Me-review kos produksi sekarang
·
Memeriksa
penjualan setelah akhir tahun dan kesanggupan membeli yang tercantum dalam
surat order pembelian yang belum direalisasikan peneriman barangnya
|
Penyajian dan pengungkapan
|
|
Sediaan digolongkan dengan semestinya dalam neraca
sebagai aktiva lancar
Golongan besar sediaan dan dasar penilaiannya
diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan
Sediaan yang digadaikan atau dititipkan ke
perusahaan lain diungkapkan secara memadai
|
·
Me-review draft laporan keuangan
·
Me-review draft laporan keuangan
·
Membandingkan
pengungkapan yang dicantumkan dalam laporan keuangan dengan yang ditetapkan
dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum
·
Mendapatkan
konfirmasi tentang sediaan yang digadaikan di bawah kontrak penarikan
pinjaman
|
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh
melalui inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
Untuk dapat dikatakan kompeten, bukti audit, terlepas bentuknya, harus sah dan
relevan atau dapat diandalkan bagi seorang auditot untuk dipakai sebagai dasar
memadai dalam merumuskan pendapatnya
B. Saran
Belum ada Komentar untuk "Bukti Audit"
Posting Komentar